top of page

Pemerintah Tambah Impor Sapi 184 Ribu Ekor Tahun Ini

3 Jun 2025

Impor sapi hidup bakal ditambah sehingga total menjadi 534 ribu sepanjang tahun 2025.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkap rencana pemerintah menambah impor sapi hidup atau sapi bakalan sebanyak 184 ribu ekor. Jumlah tersebut menambah kuota impor sapi tahun 2025 dari yang semula ditetapkan 350 ribu ekor menjadi 534 ribu ekor sepanjang tahun 2025.

Pemerintah mempertimbangkan untuk membedakan impor daging sapi beku jika ingin fokus pada program penggemukan. “Agar petani, peternak itu tidak rugi, maka daging bekunya yang dikendalikan, jadi dikurangi. Tapi yang penggemukannya ditambah 180.000 lebih ekor,” ucap Zulhas dalam konferensi pers seusai rapat koordinasi di kantornya, Jumat, 16 Mei 2025.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu impor sapi bakalan atau hidup bisa dibebaskan atau tanpa kuota. Sapi hidup, menurut dia, dapat memberdayakan peternak dan petani yang mengelola langsung penggemukan.

Penggemukan menurut Zulhas dapat menaikkan nilai tambah komoditas. "Kalau pengemukan itu kan kita beli sapinya kecil, digemukkan 6 bulan, setahun. Itu ada petaninya. Ada petani rumput, ada makanan jagung, jadi banyak yang terlibat. Tapi kalau beku enggak ada nilai tambah," ujarnya.

Sebelumnya Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkap Presiden Prabowo Subianto telah memiliki tekstil impor daging tahun ini. Melalui kebijakan ini pemerintah berharap harga daging bisa lebih terjangkau. Tahun ini, pemerintah melalui PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), bagian dari holding BUMN pangan ID Food, mengimpor 100 ribu ton daging sapi dan 100 ribu ton daging kerbau. Sedangkan sisa kuota 180 ribu ton menjadi jatah usaha, dengan 100 ribu ton di antaranya masih tertahan.

Menurut Sudaryono pengugasan impor ini dapat dilakukan dari negara mana pun, asalkan memenuhi sejumlah persyaratan, seperti sertifikasi kesehatan dan halal. Dengan adanya impor, diharapkan dapat terjadi persaingan harga di pasar dalam negeri.

 

bottom of page